Selasa, 21 Februari 2012

KEBERADAAN DESA NYUH AYA

Setiba di Bali, Arya Kepakisan yang lebih populer dengan sebutan Arya Nyuh Aya, beliau menuju tenggara, dan menetap disana. Kalau dicari dalam peta sekarang satupun tidak ada secara gamblang menyebutkan dimana Desa Nyuh Aya. Namun yang ada sekarang adalah Banjar Sidayu Nyuh Aya. Sangat diyakini Desa Nyuh Aya sama dengan Banjar Sidayu Nyuhaya, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, karena hingga sekarang Taru Agung atau disebut juga Taru Angsana yang dipakai tanda, masih berdiri dan tumbuh dengan subur di Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya).
Jika ditinjau sejenak, rumah-rumah penduduk sekarang yang ada di Banjar  Sidayu Nyuhaya, menunjukkan bahwa beberapa  rumah penduduk, mulai dari arah timur laut hingga ke barat daya, sangat khas dan memiliki kekhususan yakni pintu pekarangan terbuat batu bata dan paras, dan terkesan dengan “Kori Barak”  dan juga  menandakan telah dibangun ratusan tahun. Pintu Kori Barak menandakan penduduk tergolong Menak Utama sesuai pemencangah yang ada. Di dalam pekarangannya lengkap berisi Bale Pelik dan struktur bangunan Bale Gede lainnya. Menurut dugaan, rumah-rumah tersebut  ditempati oleh putra-putra Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya) yang berjumlah 7 orang. Sedangkan pada waktu pindahnya  Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya) ke Gelgel pada Isaka 1302 (1380 M) hanya diikuti oleh Pengeran Nyuh Aya dan putranya Arya Petandakan. Keturunan beliau lainnya masih tinggal di Desa Nyuh Aya.  Satu lagi yang unik adalah semua warga yang bertempat tinggal di Banjar Sidayu Nyuhaya adalah satu keturunan (klan sama). Itu menandakan bahwa keberadaan desa tersebut, termasuk desa tua karena salah satu ciri desa tua adanya penduduk yang satu keturunan (klan yang sama).  Meski sekarang ada warga lainnya (hanya 3 KK) itupun ada setelah tahun 1960 an.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.