Sabtu, 03 Maret 2012

SEJARAH PURA KAWITAN ARYA KEPAKISAN (ARYA NYUH AYA)


  Pura Kawitan terdiri dari kata Pura dan Kawitan. Pura artinya tempat suci Agama Hindu untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan berbagai manifestasinya dan  memuja roh suci leluhur yang sangat dihormati. Kawitan berasal dari kata “Wit” yang artinya Asal Mula. Pura Kawitan yaitu pura tempat suci, yang penyiwinya ditentukan oleh ikatan “wit” atau leluhur berdasarkan garis kelahiran (geneologis) seperti Sanggah/Merajan, Paibon, Dadia, dan Kawitan. Begitu juga Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya) adalah pura yang penyiwinya atau disungsung oleh Prati Sentana Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya), yang ada diseluruh Bali. 
Sebagaimana disebutkan dibeberapa sumber Arya Kepakisan  datang ke Bali pada 1352 M diutus   oleh raja Majapahit  mengiringi Dalem Sri Kresna Kepakisan, untuk memadamkan pemberontakan di 39 desa Bali Aga. Setelah berhasil beliau diangkat sebagai patih agung kerajaan,  mendampingi Dalem Sri Kresna Kepakisan, sebagai raja Samprangan I. Dalem Sri Kresna Kepakisan bersthana (tempat tinggal) di Samprangan. Sedangkan Arya Kepakisan menuju tenggara dan tiba disebuah tempat, disana Beliau menemukan sebuah Kelapa Besar (Nyuh Aya), yang bersinar.  Di tempat itulah dipilih sebagai tempat tinggal  yang kemudian disebut dengan DESA NYUH AYA, untuk mengenang ditemukan Kelapa Besar (Nyuh Aya). Tempat itupun diberi tanda/cihna/ciri dengan Taru Agung atau disebut juga Taru Rangsana, dimana di Jawa Timur banyak dijumpai sebagai pohon yang disebut pohon angsana (Pterocarpus indicus).    Taru Agung tersebut  mempunyai keunikan karena getahnya berwarna Merah Darah, seperti darah manusia. Karena keunikan itulah Taru Agung tersebut dipilih sebagai tanda/cihna/ciri, yang dibawa dari Desa Pakis asal Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya). Disinilah didirikan Merajan oleh Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya), dan kemudian menjadi PURA KAWITAN setelah Beliau moksa dan bersthana di Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya) sekarang.
Taru Agung (Taru Rangsana)
 
Dalam Pamencangah yang tersimpan di Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya) pada kalimat awal tertulis “Mulaning carma ring Bali Sri Arya Kepakisan, Arya Kediri saking Jayasabha, ari saking Aji Jayabhaya, saking Erlanggia, Putu Kameswara saking Dharma Wangsa Loang Dantawikrama”. 
Kemudian pada bait terakhir tertulis “ Asak aoka Pangeran Nginte, Pangeran Nginte ngeanis Sira Jaya Keta, telas brasta wayang paperangan. Arya Kediri Putrane Jayasabha aputra Arya Kepakisan, iki ngembatang maring Bali, tekep ira pada. Sane kasentane kemajelangu, Arya Wang Bang, Arya Kenceng, Arya Delancang, Arya Belog, Arya Kedutan, malih sira Wang Bang, Tan Kober, Tan Kabur, Tan Mundur, kameokas Arya Kutawaringin sama angiringang Arya Kepakisan. Malih Arya Kepakisan asentane Pangeran Nyuh Aya, masentane pepitu, pinih werde Petandakan, Satra, Pelangan, Akah, Kloping, Cacaran, Anggan. Iki rerajahan Kajang maring Pemerajan Arya Nyuh Aya”.
Kalau dicermati dari kalimat yang terdapat di Pemencangah yang tersimpan di Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya), bahwa Arya Kepakisan putra dari Arya Kediri, Arya Kediri putra dari Jayasabha, dan Jayasabha adalah Putra Raja Airlangga dari sinilah beliau menyebarkan “ngembatang” keturunanNya, di Bali. Disini pula disebut Pemerajan Nyuh Aya, sesuai kalimat terakhir dari Pemencangah tersebut.
Sesuai konsep Hindu, setiap keluarga yang akan membangun sebuah pekarangan rumah atau tempat tinggal pasti akan dibangun sebuah Parahyangan Pemerajan atau Sanggah.  Begitu pula dengan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya) setelah tinggal di Desa Nyuh Aya, beliau juga membangun Pemerajan, yang kini menjadi Pura Kawitan setelah Beliau moksa dan bershtana di Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya).
Sangat diyakini Desa Nyuhaya sama dengan Banjar Sidayu Nyuhaya, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, karena hingga sekarang Taru Agung atau disebut juga Taru Rangsana yang dipakai tanda, masih berdiri dan tumbuh dengan subur di Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya). Disinilah “Wit” atau Asal Mula dari seluruh Prati Sentana Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya), yang ada diseluruh Bali.

22 komentar:

  1. Apa bedanya dengan Pura yang ada di desa Dukuh? Tangkas klungkung (dekat jembatan panjang bypass IB Mantra).

    BalasHapus
  2. Perbedaan Pura Dalem Agung Kawitan Sri Nararya Kresna Kepakisan yng ada di Dukuh dengan Pura Kawitan Arya Kepakisan di Br. Sidayu Nyuhaya.
    Pura Dalem Agung yang skarang disebut Pura Dalem Agung Sri Nararya Kresna Kepakisan di Dukuh adalah Pura yg dibangun oleh Keturunan Arya Kepakisan dari Putranya Pengeran Made Asak yaitu Arya Nginte...coba dikases di Blog aryanyuhaya.blogspot.com tentang Silsilah beliau... akan jelas kelihatan tentang Silsilah Beliau...
    Pura Dalem Agung sebenarnya adalah sperti yang tertulis dlam buku yang disusun oleh I Gst Manguwangsa dari Puri Selat, Sangeh Badung bahwa Pura tsb di bangun oleh Arya Nginte. tiang sajikan kutipan buku tersebut

    "“Sedaweg pebalik Patih Agung Krian Batanjeruk marep ring Delem, Ida Kriyan Dauh sane nampih Ida Dalem. Kesah saking Kapal mairingan bala paweh Ki Patih Tua, ngrejek meseh Dalem jantos lilih, Kriyan Batanjeruk keni kesedayang. Irika Kriyan Dauh keadegang Patih Agung ngentosin Kriyan Batanjeruk, kapesengin Kriyan Nginte, Nginte Ida Dalem, teler mapuri ring Karang Kepatihan Gelgel, tan mewali malih ke Kapal.
    Maka cihna Ida tan ngalaliang paswecan Ida Bhatara, raris Ida mekarya Parahyangan Pengastawan ring Ida Bhatara ring Dalem Dukuh Kapal. Pegenahnyane pateh kadi genah Pura Dalem Dukuh Kapal. Ring tepining Tukad Ageng nyanding Taru Waringin kasingidan prakanggen Ida Bhatara. Pujawali Piodalan matehin kadi Piodalan Ida Bhatara ring Pura Sada Kapal : rahina Tumpek Kuningan tunggil nem sasih”.

    Dalam buku tersebut klo tidak salah tangkap tiang tentang maksudnya bahwa setelah I Gst Batanjeruk dikalahkan oleh Arya Nginte dan dpt di bunuh, maka yang menggatikan kedudukan sbg Patih Agung adalh Arya Nginte...dan membuat parahyangan Pengastawan sama dengan di DAlem Dukuh di Kapal Badung. Karena Arya Nginte tidak lagi kembali ke Kapal...
    Sedangkan penyebutan Nama Sri Nararya Kresna Kepakisan diberikan oleh Prati Sentana Beliau stelah Beliau tiada... bukan karena kehendak bliau... Seperti yang dikutip dari Buku Babad Arya (Kisah perjalanan Para Arya) oleh Drs KM Suhardana
    Pada Halaman 58... Setelah ditundukkan oleh Majapahit semua mantan Raja Kediri dan keturunannya termasuk Sri SastraJaya di turunkan gelar SRI nya menjadi Arya atau Ksatria maka beliaupun memperoleh julukan Ariyeng atau Ksatriyeng Kadiri. Beliau inilah yang kemudian menurunkan Arya Kepakisan yang pada tahun 1352 M ditunjuk sebagai Perdana Menteri atau Patih Agung Raja Bali yang bernama Sri Aji Kresna Kepakisan.
    Arya Kepakisan menurunkan 2 orang putra yaitu :
    1. Pangeran Nyuhaya dan
    2. Pangeran Made Asak
    Dan seterusnya.....................

    Pada halaman 59 ..... Keturunan Arya Kepakisan di Bali sudah cukup banyak jumlahnya. Untuk menghormati leluhurnya sebagai bekas Raja Kediri, maka keturunan beliau di Bali telah bersepakat untuk memberikan gelar Sri Nararya Kresna Kepakisan dst.......

    Dengan demikian..penghormatan gelar ini bukan karena kehendak Beliau... semestinya janganlah merubah sebutan/nama tanpa dasar yang kuat..
    Sedangkan Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya) di Br. Sidayu Nyuhaya dapt tiang jelaskan secara singkat... Tahun 1352 M Arya Kepakisan diutus oleh raja Majapahit mendampingi Dalem Sri Kresna Kepakisan sebagai Patih Agung Kerajaan. Beliau bertempat tinggal atau menempati sebuah tempat yang disebut dengan Desa Nyuh Aya shg beliau diberi julukan atau sebutan Arya Nyuh Aya. Setelah membuat tempat tinggal, beliau juga membuat parahyangan Pemerajan yang skarang menjadi Pura Kawitan setelah beliau moksa... sesuai pamencangah yang tersimpan di Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya).... untuk lebih lengkap mohon membaca aryanyuhaya.blogspot.com.
    Suksme.... sebernarnya masih banyak lagi bukti yang ada...
    Bagi Prati Sentana Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya) yang ingin mendapat penjelasan detail silahkan datang ke Pura Kawitan Arya Kepakisan (Arya Nyuh Aya)

    BalasHapus
  3. Mohon maaf nggih sedurungne,,
    tiyang sedikit bingung,, Pura yang sering tiyang tangkilin ya di Jln. By pass IB Mantra, terus logo yang dipakai disana wayang Kresna. Terus Pura Merajan saya juga berisi nama Dharma Sentana Shri Nararya Kresna Kepakisan.

    Suksma,salam AKEPAKAN

    BalasHapus
  4. Suksme ring Komang Pariasa, mengenai Pura yang dimaksud sudah cukup jelas dan terhadap Pura Merajan bapak... titiang yakin klo ada Prasasti atau Pemencangah atau apalah sebutannya bila tersimpan dan dibuat pada jamannya pastilah disebutkan Beliau adalah Arya Kepakisan, dengan catatan tidak dibuat jaman sekarang (hati2 banyak manipulasi). Karena beberapa Prasasti atau apalah sebutannya yang titiang kumpulkan dari Prati Sentana yang datang ke Pura Kawitan Arya Kepakisan, selalu menyebut Pesengan Beliau "ARYA KEPAKISAN" bukan yang lainnya. saran titiang cobalah dibaca prasasti di merajan bapak... suksme.

    BalasHapus
  5. Maaf, ini bukan masalah nama yang akan saya tanyakan,Karena tujuan mencari kawitan adalah untuk menghormati leluhur,termasuk mengharumkan nama beliau yg merupakan salah satu ujud bakti pertisentanan Ida. Bukan masalah pohon/taru agung yg bermasalah tapi tentang kebenaran babad,murninya sejarah pura, Apakah Arya Nyuh Aya dan Pangeran Nyuh Aya orang yang sama. Saya melihat kejanggalan disini, biasanya anak seorang Arya keturunannya sudah pasti Arya, Anak seorang Nararya ya Pangeran karena sama sama gelar. Sedangkan kata "Kreshna" pada nama Arya Kreshna Kepakisan merupakan ciri bahwa beliau itu keturunan Raja Airlangga( Wisnu Wangsa) Arya Kreshna Kepakisan adalah putra dari Sirarya Aryeng Kadiri, raja muda kerajaan kediri di Jawa Timur, keturunan Raja Airlangga.Sirarya Aryeng Kadiri ini adalah putra dari Shri Aji Jayashaba. sedangkan Raja Airlangga adalah putra kesayangan Raja Bali, Shri Dharmodayana Warmadewa yang lebih di kenal dengan sebutan Raja Udayana. Permaisuri Raja Udayana ini adalah Gunapriya Dharmapatni, adik Raja Shri Aji Dharmawangsa di Jawa Timur. karena raja jawa ini tidak mempunyai putra mahkota, maka di minta kemenakanya, Shri Aji Airlangga untuk menggantikanya menjadi raja kahuripan di Jawa Timur. setelah di kawinkan dengan putri raja sebagai suatu persyaratan.
    Beliau memerintah pada tahun 1019 -1042 M. sedangkan adik Prabu Airlangga Shri Aji Marakata dan kemudian Shri Aji Anak Wungsu menjadi raja di Bali.pada tahun 1293 M kerajaan Kadiri dari dinasti Airlangga itu, waktu itu di bawah pemerintah raja Shri Aji Jayakatong ( Jayakatwang), di taklukkan oleh Shri Aji Arsawijaya, terkenal dengan nama Raden Wijaya, dari kerajaan Majapahit, karena kalah, maka derajat rajanya,mulai dari Shri Aji Jayasabha di turunkan dari raja menjadi raja muda atau Adipati.
    Gelar yang semula Shri aji di ubah menjadi Demak Kearyan, yaitu Aryeng, Sirarya, Nararya atau Arya, bukan Shri aji lagi. itulah sebabnya semua keturunan Prabu airlangga sejak saat itu bergelar Arya. tidak terkecuali Arya Kreshna Kepakisan. putra aryeng Kediri. Beliau inilah yang di pilih oleh Majapahit Gajah Mada untuk memimpin ekspedisi pasukan Majaphit pada tahu 1352 M ke Bali. Tugas pasukan khusus ini adalah untuk menumpas pembrontakan penentang pemerintah Raja Dalem Kreshna Kepakisan, yang telah di nobatkan oleh Raja Majapahit pada tahun 1350 M sebagai raja di Bali.Uraian hal itu dapat di baca pada Babad Mengwi yang isinya sebagai berikut ;
    Nguni ri pejah nira Shri aji Jayakatong tekap ira Shri Aji Arsawijaya ta Shri Aji Jayasabha kandap ing ranangga, neher ta sira tinurunaken sakeng singghasana, simung Demak Kearyan, apan sira Shri Aji Arsawijaya maka panglinggan ikang rat jumenengeng Wilwatikta.Byatitan sang mara ing Bali rajya huwus sira sama nuwuhaken wangsa, kunang sirarya Kreshna Kepakisan inaranan Pangeran Nyuhaya apan sira apwa ring Nyuh Aya. Lajwa ta sira aputra jalu-jalu pitung siki, harane ta; Arya Petandakan, Satra, Pelangan, Akah, Cacaran, Kaloping lan Ida Di Anggan.
    Dahulu ketika Shri Aji Jayakatong ( Jayaktwang ) wafat, dikalahkan oleh ( Majapahit ) Shri Aji Arsawijaya, ikut pula Shri Aji Jayasabha kalah dalam peperangan, lalu di turunkan derajat kepangkatanya dari raja menjadi DemakKearyan ole Shri Aji Arsawijaya sebagi raja Majapahit. selanjutnya di kisahkan mereka ( pasukan Majapahit ) yang datang ke Bali semuanya telah berputra, melahirkan wangsa.
    Demikian pula dengan Sirarya Kreshna Kepakisan yang terkenal dengan nama Pangeran Nyuhaya karena tinggan di Nyuh Aya. Beliau berputra 7 orang laki-laki bernama: Arya Petandakan, Arya Satra, Arya Pelangan, Arya akah, Arya Cacaran, Arya Kaloping, dan arya Anggan.
    Catatan: menurut beberapa babad, di tulis bahwa Pangeran Nyuhaya adalah nama putra dari Arya Kreshna Kepakisan. tetapi mungkin pula nama julukan dari Arya Kreshna Kepakisan sendiri yang bermukim di daerah kebunkelapa ( kebun "nyuh" )Tetapi pada lelintihan bapak Arya Kepakisan(Arya Nyuh Aya) yang tampa gelar NARARYA mempunyai Keturunan Dgn Gelarnya PANGERAN.

    BalasHapus
  6. Ampure niki tyang wenten usul, sebaiknya para pengelingsir-pengelingsir kita mengadakan paum untuk membahas penyatuan pure kawitan baik dari keturunan Pangeran Nyuh Aye maupun I.G. Made Asak, sehingga tidak membingungkan bagi semeton-semeton kita. tidak seperti sekarang pure kawitan terpecah menjadi 2 satu di sidayu dan satunya di dukuh dan dua-duanya mengaku paling benar. suksma

    BalasHapus
  7. Ampure niki ,Yang saya tahu pura pusat itu adanya di Dukuh ,Pura Dalem Agung Sri Nararya Kresna Kepakisan. Beliau di stanakan pada Meru tumpang sembilan, sementara putra Beliau Pangeran Nyuh Aya, Pangeran Asak dan keturunannya pada Pelinggih Gedong Dalem. Setelah saya membaca blog Arya Kepakisan(arya Nyuh Aya) sangat mengejutkan saya sebagai perti sentana Ida sekaligus membingungkan saya. Pura kawitan adalah untuk memuja Leluhur, Satu keturunan Arya/Nararya Kepakisan termasuk pula Pura Pedarman.@ uangkepengbali saya setuju perpecahan biar diklarifikasi oleh para Pengelingsir dan menyatukan ahli ahli babad yg dari Sidayu dan dari Dukuh.

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. buat UANGKEPENGBALI dan MADE PUTRA menyatukan dua hal yang secara prinsip berbeda adalah hal yang mungkin sangat sulit. Tapi yang jelas seluruh warga banjar Dukuh baik dari Jero Mangku, Klian Banjar maupun seluruh warga banjar DUKUH Pura Kawitannya adalah di Sidayu Nyuh Aya, hal ini telah ada sejak turun temurun. Silahkan simak apa yang tiang sampaikan tentang sejarah Pura Dalem Agung yang ada di DUKUH sperti diatas. Suksme

    BalasHapus
  10. Di dadia saya, yaitu di desa bukit batu gianyar yang konon ceritanya keturunan dari i gusti agung maruti yg berasal dari keturunan sri nararya kresna kepakisan (sugra pikulun) ada yg tau ceritanya g kenapa bisa nyinebuangsa dan bisa menetap di desa bukit batu gianyar tersebut???

    BalasHapus
  11. Om Swastyastu,,,
    Apakah I Gusti Tusan, Putra Arya Petandakan yang dimaksud disini sama dengan yang menurunkan keturunan Arya Tusan??? Tyang dari Blahpane Kaja, yang konon tempat pelarian Ida Dalem Dimade diiringi 300 pengikut setia Beliau ketika pemberontakan Kryan Maruti di Gelgel. Mohon perkenannya membalas. Matur Suksema

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin semeton tau silsilah atau Terah Arya Tusan ada dmna ?

      Hapus
  12. Semeton Arya Putra Dan Arya Nyuh Aya, istilah untuk penamaan mungkin tidak perlu diperdebatkan lagi yg penting kita sama sama tahu esensinya.... Untuk semangat persaudaraan mungkin perlu ditelisik warih Warmadewa selain Kepakisan yg berkembang di Bali. Dengan usaha ini mungkin kita baru menyadari ternyata kita sebagian besar adalah saudara.....

    BalasHapus
  13. Semeton Arya Putra Dan Arya Nyuh Aya, istilah untuk penamaan mungkin tidak perlu diperdebatkan lagi yg penting kita sama sama tahu esensinya.... Untuk semangat persaudaraan mungkin perlu ditelisik warih Warmadewa selain Kepakisan yg berkembang di Bali. Dengan usaha ini mungkin kita baru menyadari ternyata kita sebagian besar adalah saudara.....

    BalasHapus
  14. ampura, tyang mau bertanya adakah sentanan ida sesuhunan tinggal di desa kihkihan, kecamatan abang karangasem, suksma

    BalasHapus
  15. ampura, tyang mau bertanya adakah sentanan ida sesuhunan tinggal di desa kihkihan, kecamatan abang karangasem, suksma

    BalasHapus
  16. bhakti itu krn hutang.....gelar itu krn martabat....memori itu tsk pernah hilang (DNA)....jalan itu selalu ada (lisik).....mari napak pelan2.....ketenangan akan membawa sesuatu kepermukaan....biarpun ada dalam endapan

    BalasHapus
  17. Kapan pujawali/piodalan ring pura kawitan arya kepakisan di br sidayu nyuh aya ??

    BalasHapus
  18. Tyg saking binoh kaja ubung,ingin bertanya, ring puran tyg wenten prasasti setelah didbaca menunjukan tyg keturunan arya kepakisan,tapityg tidak tahu mrajan dadyanya dan mrajan agung,karena leluhur tyg nyinep wangsa meriki(banjar binoh kaja)sksma

    BalasHapus
  19. Inggh suksma antuk babad sane sampun preside keuningayang, mohon maaf secara kesimpulan dapat saya tanggapi bahwa pratu Sentana Shri nararaya Kresna kepakisan dengan Arya kepakisan itu adalah saudara,atau dar satu keturunan yang sama, pertanyaan saya adakah pedarmaan dibesakih untuk Arya kepakisan nyuh aya karena untuk pedarmaan Sri Nararya Kresna kepakisan sendiri saya sembahyang di pedarmaan Mengwi, suksma untuk infonya dumogi pratu Sentana dari raja Airlangga baik Nararya Kresna kepakisan ataupun Arya kepakisan nyuh aya Rahayu semua dimanapun berada🙏

    BalasHapus
  20. Swstyastu tyang saking nuse penida br penyancangan...d merajan tyng ada tulisan balok bertuliska arya nyuh aya...yg tyng mau tanya dmana kawitan tyng ygbenar apa d gelgel apa yg d sedayu takmung???
    Soal selama ni tyng biasa sembahyang d gelgel jero...

    BalasHapus
  21. Pura Pemerajan Kawitan Arya Kepakisan yang ada di Dukuh sekarang (dekat jembatan panjang Tukad Unda) adalah pindahan dari Tebing Tukad Unda yang hanyut kena longsor lahar Gunung Agung, jembatan Tukad Unda pun putud diterjang lahar letusan Gunung Agung saat itu. Jadi Pura Kawitan Arya Kepakisan di Dukuh itu di bangun oleh para preti sentana Arya Kepakisan dari trah Pangeran Asak (Kiyai Agung Widya dan Kiyai Agung Kaler Prenawa. Sedangkan Pura Kawitan Arya Kepakisan di Sedayu Banjarangkan Klungkung dibangun oleh Perti sentana Arya Kepakisan dari Trah Pangeran Nyuhaya (8 Kiyai Agung; Petandakan,Satra,Pelangan,Akah,Keloping,Cacaran,Anggan,isteri Ayu Adi diambil isteri oleh Kiyai Kebon Tubuh Keturunan Arya Kutawaringin sama2 trah Raja Airlangga Medang Kahuripan. Pangeran Nyuhaya dari isteri penawing dari Gelgel menurunkan 3 putra Gusti Nyuhaya; I Gst Agung Wyh Nyuhaya (Jumpai Kanginan), I Gst Agung Nengah Nyuhaya (Sedayu Banjarangkan Klungkung), I Gst Agung Kt Nyuhaya (Gelgel, Nusa Penida, Siku-Kamasan, Jasi, Bungaya, dll.)

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.